HALLO kawan!, Yuk balik lagi bersama aku diseputar pengetahuan umum. Kali ini kita akan bahas seputar Cacar Monyet!π±ππ¨
Aneh ga sih? apa iya ada cacar monyet beneran?π±Yuk kita cari tahu kebenarannya!
Kawan, ternyata benar cacar monyet itu ada! Cacar monyet atau monkeypox. Penyakit cacar monyet ini berasal dari binatang yaitu monyet dari golongan primata yang menginfeksi manusia.
Kalian pernah tahu tidak cacar air? Cacar air memiliki kekerabatan dekat yaitu satu family dengan cacar monyet yang tergolong dalam family Orthopoxvirus.
Virus cacar monyet ini telah diidentifikasi ada pada manusia sejak tahun 1970 di Republik Demokratik Kango, Afrika. Informasi Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa belum ada kasus positif cacar monyet ini di Indonesia.
Seeeeraammmππ±. Lalu bagaimana gejala dari cacar monyet itu?
Gejala dari cacar monyet ini berbeda-beda tergantung kondisi imunitas seseorang. Namun pada hari ke 1-3 akan muncul ruam dan bintik merah. Bintik dan ruam yang berisikan nanah tersebut akan bertahan kurang lebih 2-4 minggu. Perlu kita ketahui bahwa penyakit cacar monyet ini bersifat "self-limited" yang artinya bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan tergantung ketahanan dan imunitas setiap orang.
Perlu diketahui juga ya kawan-kawan, bahwa cacar monyet ini dapat menular secara langsung atau tidak langsung. Penularan tersebut bisa melalui luka, saluran pernafasan, atau selaput lendir.
Ko jadi takut ya? Covid hampir reda kenapa ada virus lagi....π¨π°
Sebenarnya virus ini bukan virus baru, hanya saja ini dijadikan sebagai pengingat bahwa kita perlu menjaga kesehatan dimana pun berada. Dari tahun 1970 hingga saat ini belum ada vaksin untuk virus cacar monyet. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat dan World Health Organization (WHO) ada beberapa langkah untuk mencegah penyakit cacar monyet, diantaranya menghindari kontak langsung dengan penderita cacar monyet dan melakukan pola hidup bersih dan sehat.
Oiya apakah virus cacar monyet ini dapat bermutasi seperti virus corona?
Jawabannya, virus cacar monyet ini dapat bermutasi dan sudah bermutasi hingga 50 kali. Secara alami, virus akan membelah dan setiap kali membelah, berpotensi untuk terjadi mutasi. Namun, dengan adanya mutasi virus, mengartikan bahwa jenis virus cacar monyet tersebut memiliki karakter berbeda dengan virus cacar monyet yang ada di Afrika beberapa puluh tahun yang lalu.
Dilansir dari artikel kompas mengatakan bahwa, perbedaan hasil mutasi virus cacar monyet tersebut terlihat dari penginfeksiannya, di Afrika bisa menginfeksi semua kelompok usia, dari anak-anak hingga lansia. Sementara itu, karakteristik virus cacar monyet di negara non endemis (khususnya Asia Tenggara), kasusnya didominasi oleh laki-laki berusia rata-rata sekitar 37 tahun.
Sekian informasi dari aku, semoga bisa bermanfaat untuk kalian. Salam literasiππͺ
π
BalasHapus