Senin, 13 Mei 2024

PIPET TETES

A. PENGERTIAN PIPET TETES


Pipet tetes merupakan salah satu alat kimia yang sangat umum digunakan dalam melakukan proses pengambilan cairan atau larutan dengan skala yang kecil. Alat yang satu ini terbuat dari kaca atau plastik dengan bentuk ujung meruncing dan pada bagian pangkalnya terdapat karet. 


B. FUNGSI PIPET TETES

Fungsi pipet tetes adalah sebagai alat laboratorium yang membantu memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah lainnya. Jumlah cairan yang dipindahkan terhitung kecil, biasanya terlihat dari tetes demi tetes saja.


 C. CARA PENGGUNAAN PIPET TETES

  1. Gunakan pipet sesuai kebutuhan. Jika volume nya sedikit, pastikan untuk menggunakan pipet yang kecil.
  2. Sesuaikan volume yang ada pada masing-masing ukuran pipet.
  3. Selalu periksa tip pipet. Pastikan tip pipet selalu dalam keadaan bersih ya. Untuk membersihkannya anda bisa menggunakan aquades terlebih dahulu.
  4. Pasang tip dengan cara yang benar.
  5. Selalu gunakan hand gloves agar pipet terhindar dari kontaminasi.

TABUNG REAKSI

 A. FUNGSI TABUNG REAKSI

Fungsi dari Tabung reaksi dalam laboratorium yaitu untuk tempat pengujian dalam menampung mereaksikan larutan atau bahan kimia.


B. CARA PENGGUNAAN TABUNG REAKSI

  1. Diisi cairan atau sampel pada tabung reaksi yang akan digunakan, setelah itu bunsen yang sudah berisi spiritus dibuka dan dinyalakan apinya.
  2. Proses memegang tabung reaksi maka harus menggunakan penjepit tabung reaksi, penjepit digunakan untuk mengambil tabung reaksi.T
  3. Tabung reaksi diarahkan ke tempat yang terbuka dan jangan mengarahkan ke arah orang lain.
  4. Selanjutnya apabila sudah selesai maka langsung ditaruh di Rak tabung reaksi dan Bunsen dimatikan dengan cara langsung menutup.
  5. Lalu tempatkan Tabung reaksi beserta Rak tabung reaksi di lemari penyimpanan.

C. CARA MEMBERSIHKAN TABUNG REAKSI

  1. Tabung reaksi mudah dibersihkan namun secara kimiawi  jejak ion zat terlarut dari pelarut yang berbeda yang tertinggal di Tabung reaksi lah yang menyebabkan kesalahan. Namun hal ini dapat dicegah dengan usaha yang ekstra dalam mencuci dan membilas dengan sabun deterjen atau bubuk abrasif dapat digunakan untuk mencuci Tabung reksi untuk menghilangkan noda membandel.
  2. Pencucian Tabung reaksi diberi air sabun lalu digosok keluar masuk dengan kuas khusus. Kemudian dibilas dengan air sampai benar-benar bersih.

GELAS UKUR

A. FUNGSI GELAS UKUR

Fungsi Gelas ukur yaitu untuk mengukur volume cairan atau larutan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, selain itu gelas ukur juga berfungsi untuk mempermudah analis untuk mengetahui volume cairan dan zat dengan tepat sehingga pekerjaan analis menjadi cepat dan efisien.


B. CARA PENGGUNAAN GELAS UKUR

  1. Pertama letakkan gelas ukur pada meja yang datar.
  2. Kemudian masukkan cairan yang akan diukur ke dalam gelas ukur.
  3. Masaukkan cairan kurang dari 80 ml, untuk menambahkan volume sampai 80 ml kita gunakan pipet tetes.
C. CARA MEMBACA GELAS UKUR

  • Skala pada gelas ukur sesungguhnya ketika kalian melihat zat cair di dalam gelas ukur maka akan terlihat cekung. Nah terlihat cekung ini disebut dengan Meniskus cekung.
  • Apa yang dimaksud dengan Meniskus? Meniskus adalah bentuk kelengkungan permukaan suatu zat cair didalam tabung. Bentuk kelengkungan ada yang cembung dan ada yang cekung.
  • Meniskus cekung terjadi karena gaya tarik menarik antar partikel zat cair dan kaca yaitu (adhesi) lebih besar daripada gaya tarik menarik antar partikel zat cair (kohesi).

Ada yang perlu kita perhatikan ketika kita membaca skala pada gelas ukur yaitu mata harus tepat lurus di cekungan zat cair. Perhatikan gambar dibawah ini:



MORTAL DAN ALU

A. PENGERTIAN MORTAL DAN ALU


Mortar dan alu adalah alat laboratorium yang bentuknya sangat mirip seperti lumpang. Mortar dan alu terbuat dari bahan porselin atau keramik yang membuatnya terlihat mirip dengan cawan porselin ataupun krusibel.


B. CARA PENGGUNAAN MORTAL DAN ALU

Berikut adalah cara menggunakan mortar dan alu di laboratorium:

  1. Pastikan mortar dan alu dalam keadaan bersih tanpa ada kontaminasi dari sisa-sisa bahan sebelumnya. Jika kotor maka bisa dibersihkan dengan menggunakan akuades dan tisu kering.
  2. Masukan sampel kedalam mortar dan tumbuk dengan perlahan menggunakan alu.
  3. Jika sampel sudah halus maka bisa digunakan untuk analisa pengujian selanjutnya.

C. FUNGSI PENGGUNAAN MORTAL DAN ALU

Fungsi mortar dan alu adalah untuk menghaluskan sampel pengujian yang ada di laboratorium. Alat ini juga dapat digunakan untuk mencampurkan beberapa bahan menjadi satu dengan cara ditumbuk secara bersamaan.

Dalam laboratorium biologi mortar dan alu digunakan untuk menghancurkan dan menghaluskan bahan pengujian seperti DNA, RNA, Biji, daun, akar dan protein. Sementara di laboratorium farmasi lebih sering digunakan untuk menghaluskan obat-obatan berjenis tablet.

GELAS KIMIA

A. PENGERTIAN GELAS KIMIA

Gelas Kimia atau biasa disebut Beaker Glass merupakan gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 °C (pyrex). Gelas Kimia tersedia beberapa ukuran, yaitu 50 mL, 100 mL, 250 mL, 500 mL, 1000 mL dan 2 Liter, DLL.


B. FUNGSI GELAS KIMIA

Fungsi di Laboratorium Biologi

Di dalam ilmu biologi, fungsi gelas kimia ini dapat digunakan yaitu untuk :

  1. Preparasi media
  2. Menampung akuades
  3. Dan masih banyak lagi manfaat dan fungsinya

Fungsi di Laboratorium Kimia

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari gelas kimia di laboratorium kimia, diantaranya yaitu :

  1. Mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingat ketelitian yang tinggi
  2. Menampung zat kimia
  3. Memanaskan cairan
  4. Pemanasan media cairan
C. PENGGUNAAN GELAS KIMIA
  1. Pertama-tama  harus memastikan bahwa gelas tersebut bersih dan tidak rusak. 
  2. Diletakkan gelas kimia pada tempat yang stabil sehingga tidak mudah terjatuh atau tersentuh oleh benda lain. 
  3. Dihindari menambahkan zat kimia yang mudah terbakar atau mudah meledak ke dalam gelas kimia. 
  4. Jika akan mengukur volume zat kimia dengan menggunakan gelas kimia, pastikan untuk membaca skala pada gelas kimia dengan benar dan tepat. 
  5. Setelah selesai menggunakan gelas kimia, bersihkan gelas tersebut dengan cara yang sesuai dan simpan ditempat yang aman.

TERMOMETER

 A. FUNGSI TERMOMETER

Termometer laboratorium memilki fungsi yaitu untuk dapat mengukur titik didih atau titik beku dalam sebuah penelitian di laboratorium.



 B. CARA PENGGUNAAN TERMOMETER

  1. Termometer tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum anda menggunakannya yaitu dibersihkan dari sisa-sisa zat kimia lain jika sebelumnya pernah digunakan. Mengapa demikian? Karena, bila misalnya masih ada sisa-sisa zat kimia yang menempel pada termometer tersebut, maka akan perlu diketahui akan kemungkinan dapat menimbulkan kontaminasi yang menyebabkan kerusakan pada zat yang akan diukur atau sampel yang akan diukur.
  2. Dipastikan terlebih dahulu pada ujung bawah termometer atau bagian sensor agar tidak menyentuh dasar dari wadah yang digunakan untuk meletakkan zat yang akan diukur atau sampel yang diukur.
  3. Hindari penyentuhan terhadap termometer dengan secara kontak langsung menggunakan tangan karena tangan memiliki suhu panas yang nantinya dapat menyebabkan atau berpengaruh terhadap hasil pengukuran pada alat termometer tersebut.

C. BAGIAN-BAGIAN TERMOMETER




MIKROMETER SEKRUP

A. PENGERTIAN MIKROMETER SEKRUP



Mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang memiliki fungsi hampir sama dengan jangka sorong. Namun, jika dibandingkan dengan jangka sorong, mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian 10 kali lebih tinggi.


B. CARA KERJA MIKROMETER SEKRUP


  1. Perhatikan letak garis skala di bagian atas sleeve, yaitu 5 mm
  2. Lihat garis skala di bagian bawah, yaitu: 0,5 mm
  3. Lalu lihat nilai di skala nonius di bagian Thumble yaitu 28 mm
  4. Kalikan nilai pada nonius dengan cara 28 x 0,01 mm = 0,28 mm
  5. Jumlahkan hasil ketiga pengukuran, tersebut: 5 mm + 0,5 mm + 0,28 mm = 5,78 mm.

C. BAGIAN - BAGIAN ALAT MIKROMETER SEKRUP



  1. FrameBagian ini memiliki bentuk menyerupai huruf U. Frame biasanya terbuat dari bahan logam tahan panas dan sangat tebal. Frame terbuat dari bahan tahan panas untuk meminimalisir efek pemuaian panjang yang bisa menggangu proses pengukuran.
  2. Anvil atau Poros Tetap. Poros tetap berfungsi sebagai penahan benda. Fungsi utama dari bagian ini adalah untuk mencegah benda bergerak atau bergeser saat akan diukur.
  3. Spindel atau Poros Gerak. Bagian mikrometer ini biasa disebut sebagai poros gerak. Bagian ini memiliki bentuk silinder dan dapat digerakkan menuju poros tetap. Silinder logam ini dapat digerakan maju-munder, menjauh, atau mendekati poros tetap.
  4. Lock Nut. Bagian ini berfungsi sebagai pengunci. Bagian ini dapat menahan poros gerak atau spindel agar tidak bergerak saat proses pengukuran benda.
  5. Sleeve. Bagian ini berbentuk batang logam dan diletakan pada bagian skala utama pengukuran (dalam satuan mm). Bagian ini berbentuk lingkaran yang berfungsi sebagai penunjuk skala pengukuran. Dalam satu buah mikrometer sekrup terdapat skala ganda, yaitu skala utama (main scale) dan skala nonius (skala putar).
  6. Thimble. Bagian  ini berbentuk batang logam dan bisa diputar. Ukurannya lebih besar dari sleeve dan jadi tempat diletakannya skala nonius. Bagian ini bisa digerakkan dengan tangan pengguna mikrometer.
  7. Ratchet. Bagian ini berfungsi menggerakan bagian poros gerak. Bagian ini dapat mengencangkan poros gerak jika sudah menyentuh benda dengan cara diputar searah jarum jam sampai terdengar bunyi ketukan logam (tik). 

JANGKA SORONG

A. Pengertian Jangka Sorong



Jangka Sorong atau dalam bahasa asing disebut vernier caliper adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang yang terdiri atas rahang tetap yang memiliki skala utama dan rahang geser yang memiliki skala nonius. Alat ini memiliki tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm dan dapat mengukur panjang benda sampai 20 cm.

B. Cara Penggunaan Jangka Sorong
  1. Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. 
  2. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong.
  3. Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm), kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).

C. Bagian Jangka Sorong


1.  Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam berfungsi untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.
2.  Rahang Luar
Rahang luar terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda
3.  Depth probe atau pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda
4.  Skala utama (dalam cm)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil pengukuran utama dalam bentuk centimeter (cm).
5.  Skala utama (dalam inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil pengukuran utama dalam bentuk inchi.
6.  Skala nonius (dalam mm)
Skala nonius dalam bentuk satuan mm memiliki fungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam bentuk milimeter (mm).
7.  Skala nonius (dalam inchi)
Skala nonius dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam bentuk inchi.
8.  Pengunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.

MIKROSKOP

A. PENGERTIAN MIKROSKOP

Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang. Kata Mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu “mikro” yang berarti kecil dan kata “scopein” yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hinga berkali-kali lipat. 

Mikroskop ditemukan oleh Anthony Van Leewenhoek, penemuan ini sangat membantu peneliti dan ilmuan untuk mengamati objek mikroskopis.


B. FUNGSI MIKROSKOP

Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang


C. BAGIAN MIKROSKOP

Agar dapat menggunakan mikroskop kita harus mengetahui bagian-bagiannya terlebih dahulu, untuk itu silahkan sahabat menyimak penjelasan kami tentang bagian-bagian mikroskop ini.
Bagian Mikroskop terbagi menjadi bagian Optik dan bagian Mekanik (Non-Optik)

Bagian-Bagian Optik
  1. Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar, pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 6, 10, atau 12 kali.
  2. Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
  3. Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
  4. Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat.
  5. Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.
Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik)
  1. Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan.
  2. Tabung Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti dan lensa okuler mikroskop.
  3. Lengan Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat memegang mikroskop.
  4. Meja Benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap ditempat yang diinginkan.
  5. Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan.
  6. Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang diinginkan. 
  7. Kaki Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyagga yang menjaga mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat memegang mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.

D. CARA PENGGUNAAN MIKROSKOP

  1. Peganglah lengan mikroskop dengan salah satu tangan dan tangan lain menyangga kaki mikroskop. Letakkan mikroskop di atas meja pengamatan dengan bagian lengan tepat berada di hadapanmu. Lalu, lensa dan cermin dengan menggunakan kertas tisu. Setelah dibersihkan, pasangkan lensa okuler dengan perbesaran lemah.
  2. Agar didapat medan penglihatan yang baik, putarlah revolver sehingga diperoleh perbesaran terkecil pada lensa objektif yang searah dengan lensa okuler dan tubus okuler.
  3. Putarlah cermin mikroskop ke arah sumber cahaya sambil melihat melalui lensa okuler sehingga diperoleh medan yang terang tanpa bayangan benda lain.
  4. Letakkan preparat yang akan kalian amati di atas meja benda, lalu jepitlah dengan penjepitnya sehingga cahaya yang terkumpul dalam kondensor menembus kaca benda.
  5. Fokuskan benda yang akan diamati. 

Biologi Asyik!

PIPET TETES

A. PENGERTIAN PIPET TETES Pipet tetes merupakan salah satu alat kimia yang sangat umum digunakan dalam melakukan proses pengambilan cairan a...